top of page

Me, and Gangnam Beauty

  • Writer: Vivi Apple
    Vivi Apple
  • Aug 1, 2018
  • 4 min read

Sekarang, aku sedang menunggu drama yang paling aku tunggu sejak webtoonnya berakhir, yaitu My ID is Gangnam Beauty, mengenai seorang perempuan yang dibully ketika masa sekolahnya akibat wajahnya "Jelek". Akhirnya dia menjalani operasi plastik sebelum kuliah dan tidak sengaja satu jurusan dengan idola sekolah di SMP-nya dulu, Do Kyung Suk.

(Visual Eun Woo tak bisa ku tolak)

Dari mana mulainya ya, sebenarnya aku memiliki perasaan mendalam terhadap drama ini. Mari kita flashback dulu....

Ekhem... sejak sekolah, aku bukanlah orang yang menjaga penampilanku dengan baik. Selain malas menjaga diri, aku suka tampil apa adanya Sampai pada akhirnya aku naksir salah satu temanku. Sejak itu aku merasa bahwa aku... jelek (ini klise tapi benar). Ketika melihat foto bersama, aku selalu terlihat paling gelap kulitnya, gemuk, dan bergigi kuning. Memasuki SMA, aku pergi ke klinik kulit. Waktu masih SMP pun aku mengalami diet ekstrim, olahraga ekstrim, tak hanya itu, seperti di Gangnam Beauty, aku pernah memuntahkan makananku agar tidak gemuk. Parah sekali, tapi ini memang benar. Untung saja aku tidak sampai ke tahap lebih parah.

Ketika masuk kuliah, aku masih sama. Orang - orang di kampus sudah memakai make up meanwhile I'm still a potato. Ketika semester 2 berakhir, aku baru menyadari bahwa menjaga diri itu penting. Akhirnya aku melakukan banyak hal seperti diet, belajar make up, bahkan... seperti di Gangnam Beauty, aku melakukan operasi. Bedanya, aku tidak melakukan operasi wahah, namun operasi pengurangan mata alias lasik. Semua ini hanya untuk menghilangkan Kacamata dari wajahku yang membuat mukaku tertutup. Aku tidak pernah berani memakai make up karena jika ditumpuk dengan kacamata, makeup ku akan terhapus cepat dibagian hidung, dan bukannya bagus, make-upku akan terlihat "tidak rata". Mataku juga bukan tipe yang murah apabila memakai contact lense. Kedua mata dengan silinder 4 dan minus yang berbeda membuatku harus mengeluarkan 600 ribu untuk contact lense yang hanya bisa digunakan seminggu. Akhirnya, seperti di Gangnam, aku meminta pada ibuku untuk lasik. Seperti di Gangnam pula, ayahku menentang karena takut terjadi sesuatu. Ibuku yang dulunya kuliah di Aros dan pernah kerja di optik melawai pun memaksa dan mengatakan bahwa ini yang terbaik bagi seseorang yang kerja di bidang komunikasi. Ayahku pun setuju dan aku melakukan Lasik.

Itu adalah operasi pertama yang aku lakukan dengan tujuan untuk "meningkatkan" bagian wajah. Aku tidak bisa bilang ini setingkat dengan operasi plastik wajah. Tapi itu merubah hidupku.

Aku mulai mencoba - coba make-up karena mataku hitam, jadi aku harus bisa memakai concealer. Karena itu, aku belajar memakai make up dibagian wajah yang lain. Aku juga mengganti tipe fashion sehari - hari. Karena aku bisa memakai make-up, akupun tidak ragu lagi memakai fashion sesuai preferensiku yang lebih ke arah resmi. Rasanya hebat, sangat hebat. Bahkan seperti Gangnam Beauty, ada orang yang tiba - tiba berkenalan denganku di kereta.

Seperti Kang Mi Rae yang bodoh dan merasa diri "tidak pantas" untuk ditaksir sama orang asing, aku menjawab sesuatu yang bodoh. Jikalau Mirae berkata "Maaf, hp-ku tidak ada nomornya", kalau aku "Maaf, saya udah ditunggu," dengan wajah seperti di bawah karena panik:

Muka aku literally seperti itu.

Padahal orang itu lumayan tampan, dan sepertinya jauh lebih dewasa dariku. Hanya saja pada detik itu yang aku pikirkan hanyalah "Ini orang kenapa tiba - tiba minta kontak? apa dia salesman? Kalau aku kasih, apa dia bakal nawarin aku produk - produk? Gimana ini? Tapi gimana kalau ini beneran? Dilihat dari umurnya, apa dia bakal kecewa kalau aku kelahiran 1999? kalo dia lihat aku gak pake make up, pastinya dia gak akan minta kontak aku. Aduh, gimana ini. Udahlah".

AKHIRNYA... Aku tidak memberikan kontakku. Aku begitu takut dengan kemungkinan2 itu, hingga aku tidak mau. Maaf mas, yang salah bukan kamu, tapi akunya yang terlalu banyak pertimbangan. Bahkan dia sampe di comfort sama temennya. Sedih sekali...

Ya, dan meskipun aku bisa make up dan mencoba jadi "keren", kebiasaan lamaku tetap tidak bisa aku sembunyikan. Aku bukan orang - orang aesthetic yang suka nongkrong, ke salon (aku hanya melakukan ini satu semester sekali, bahkan kurang), dan ke konser band indie. Aku sangat menikmati jadi kutu buku, membaca novel di kamar hingga berjam - jam, fangirling oppa - oppa tampan, dan menangis ketika menonton drama Korea. Hal - hal semacam bermimpi di tembak orang tampan tak dikenal, bermimpi punya temen kampus tampan keren & "baik" seperti karakter drama, bermimpi punya pacar tampan begitu masuk kampus, bermimpi jadi MC didepan banyak orang,semua mimpi - mimpi itu terjadi. Namun, ketika menghadapinya, aku selalu melakukan hal yang salah. Bukannya bersyukur, aku melepaskan semua. Kini aku tahu alasannya, Aku hanya adalah manusia yang ingin hidup dalam fantasi. Ketika semua itu benar - benar terjadi, aku merasa "ini hanyalah mimpi" suatu saat aku akan terbangun. Ini semua tidak nyata. Benar saja, aku tidak merasa nyaman, dan aku kembali ke tempat semula.

Tapi aku tidak menyarankan kalian untuk seperti ini. Ini hanya sifatku saja yang mungkin kurang baik. Menilai dari fisik, mengukur seberapa tampannya seseorang, aku mengagung-agungkan ketampanan & Kecantikan, obsesi kulit putih. Seperti kata Kang Mi Rae. Bagaimana tidak? Sebelumnya kami merasa "tidak layak". Ketika aku melihat orang yang aku suka menyukai seorang idola sekolah. Ketika di salah satu periode, orang yang aku suka menyukai sahabatku sendiri. Disitu aku menyadari, aku sangatlah "tidak menarik".

Jadi, alasanku sangat menyukai Gangnam Beauty, bukan hanya karena Eun Woo dan Sutradara Shut Up Family, namun juga kisah yang diangkat. Begitu relateable, meskipun tidak separah Mi Rae.


 
 
 

コメント


©2018 by Jasmine Sh

bottom of page